Jumat, 10 Februari 2012

Denying The Heart Part I ~fanfiction~

Diposting oleh 이은기 Lee Eun Ki di 23.37
Author : Alivia Octaviana
Tittle    : Denying the heart
Main cast : -Kim Jong Woon / Yesung
      -Lee Eun Ki
Support cast : member superjunior, Baek Shin Hee dan temukan sendiri 
Rate : PG 15
                Ini FF pertamaku. Mian kalo ceritanya kurang dapet feel. Don’t copy and don’t bash. Walopun jelek-jelek gini. Ini hadir dari imajinasiku sendiri loh. Happy reading juga RCL yakk !

Lee Eun Ki pov
“Ya ! Eun Ki! Tungu aku!” teriak seseorang memanggilku dari belakang. Aku enggan menggerakkan badanku untuk melihat kebelakang. Akhirnya aku hanya menghentikan langkahku. Dalam hitungan detik seorang namja telah berhenti disampingku. Nafasnya terengah-engah. Ya! Siapa lagi kalo bukan Kim Jong Woon a.k.a Yesung-sshi.
“Ne, ada apa?”tanyaku dingin.
“Ya! Kau Lee Eun Ki! Cepat sekali jalanmu,”katanya sementara nafasnya masih terengah-engah. “Aku ingin mengajakmu ke pets shop. Barangkali ada kura-kura yang bagus hari ini. Eotheokke? Kau mau?”lanjutnya. Ya, aku dan Jong Woon cukup dekat beberapa tahun terakhir ini.
“Hhhm, sebentar oppa,”kataku sambil melihat kearah jam tanganku. “Ne aku bisa. Tapi jam 1 siang aku harus segera kembali. Aku ada urusan,”sambungku.
“Gwaenchana”. Jong Woon lalu menarik tanganku. Dia segera membawaku ke mobil ferrari hitam itu.
“Ya! KIM JONG WOON! Kau kira tidak sakit hahh?”protesku sebab Jong Woon mencengkeram tanganku kuat sekali. “Molla, mianhe,”katanya sambil meringis serta mengurangi kekuatan cengkeraman tangannya di tanganku.
Sesampainya di pets shop. “Jong Woon-sshi, coba liat itu,”. Aku menunjuk ke tempat seekor kura-kura kecil.
 “Lee Eun Ki, seleramu jelek sekali”.”Kau tidak suka?”tanyaku sambil geleng kepala. “Aniyo..”
“Apa yang kau lihat-lihat lagi jika kau enggan membeli?”tanyaku sinis.
“Aku masih mencari. Sabarlah!”katanya masih berputar-putar melihat jika ada yang tertarik.
“Aissh, lamalama disini bosan juga”aku menggerutu kesal.
Aku menghampiri Jong Woon yang masih terus melihat-lihat. Setelah berada disampingnya “Hey Jong Woon-sshi, aku ingin pulang!”kataku sambil menarik lengan bajunya.
“Aigoo, ini belum jam satu. Tunggulah sebentar lagi,”jawabnya yang membuatku tambah kesal saja.
“Aniyo, aku tidak mau. Daritadi kau hanya mutar melulu. Seekor hewan pun tak kunjung kau beli. Aku bosan disini.” “Ne, geurae”katanya.
Yesung pov
                Sebenarnya aku belum puas melihat hewan-hewan di pets shop itu. Tapi yeoja yang dekat denganku beberapa tahun terakhir ini mengomel. Dia bosan katanya. Geurae, akupun mengajaknya pulang. Tapi diperjalanan mengapa perutku sakit sekali. Ne, aku baru ingat. Aku belum makan dari tadi pagi. Kini sudah jam setengah satu siang. Aku pun menawarkan untuk berhenti di sebuah rumah makan pada yeoja di sebelahku ini. Yeoja yang mungkin telah mengisi sedikit relung hatiku ini. Aku juga masih belum sepenuhnya yakin.
                “Eun Ki agasshi, tidakkah kau lapar? Maukah kau menemaniku sebentar saja? Aku lapar sekali. Ini belum jam satu siang. Eothokke?”tanyaku pada yeoja disampingku.
                “Hmm, geurae”katanya sambil tersenyum. Manis sekali. kenapa jantungku berdetak tak karuan? Molla..
                Sesampainya, “kau mau makan apa Eun Ki-ah?”tanyaku padanya terlebih dahulu. “Aku sama denganmu,”jawabnya enteng. Geurae, aku pun memanggil pelayan”Ya! Pelayan!” “Ne, tuan mau pesan apa?”dengan cepat datang seorang pelayan yang rapi dan bersih. Ne, pelayan menunjukkan kualitas dari rumah makan tersebut. “Aku ingin makan kimchi. Sudah lama aku tidak memakannya. Tubuhku jadi kurus,”kataku sambil curhat dikit wk :D “dua ya!”tambahku. “Ne, tuan!”kata pelayan itu tersenyum lalu pergi.
                Setelah selesai makan, aku langsung mengantar Eun Ki agasshi kerumahnya. “Gomawo karena sudah menemaniku hari ini”kataku membuka pintu mobil sambil membungkukkan badan. “Cheonma Jong Woon-sshi. Gomawo untuk makan siangnya,”katanya. “Ne, cheonma”balasku.
                Aku pulang ke dorm. Sepi. Kulihat magnae sedang bermain dengan pspnya. Siapa lagi kalau bukan Cho Kyu Hyun. “Kemana semua orang?”tanyaku sambil merebahkan diri ke sofa. “Molla hyung,”katanya sambil tetap memainkan pspnya. “Ryewook-ah?”tanyaku sekali lagi. Kyuhyun berhenti memainkan pspnya sejenak, berpikir kelihatannya. “Aku tidak melihatnya. Mungkin dia di kamar”kata kyuhyun sambil meringis. “Jika kau sudah bersama pspmu itu. Kau tidak akan melihat siapapun”kataku sambil beranjak ke kamar. “Mianhe hyung!”ku dengar teriakannya dari belakang.
                “Ckkreek..”suara derit pintu. Kulihat Ryewook sedang tertidur. “Pantas..”batinku. Aku lalu rebahan di ranjangku. Aku masih memikirkan Eun Ki. Mengapa dia begitu baik, pikirku.
Lee Eun Ki pov
                Sebenarnya aku tidak betul-betul ada acara. Aku membohongi namja itu. Aku sengaja mengurangi keseringanku bertemu namja itu. Bukan karena aku bosan. Tapi aku takut, aku takut akan semakin menyayanginya. Aku tidak ingin memiliki rasa sepihak. Kulihat juga yesung-sshi hanya menganggapku sebagai teman saja. Lalu akupun tertidur pulas.
                Jam 7 malam,“niga sumswinda..niga salgo itta.. nae gaseum sogesseo..”hapeku berdering. Kuusap mataku. Kulihat telepon dari Yesung. “Hallo”sapaku. “Hallo, kau sedang tidur? Suaramu berat sekali”kudengar jawaban dari sana. “Aniyo, lebih tepatnya kau membangunkanku dari tidurku”kataku masih mengantuk. “Mianhe, bukannya kau sedang ada urusan?”tanyanya. “Aigoo,”kataku lirih. “Mwo? Aku tidak dengar”tiba-tiba jawaban dari sana datang. “Ani..aniyo yesung-ah. Aku baru sampai di rumah. Lalu tidur. Dan sekarang kau membangunkanku”seberkas ide terngiang dipikiranku. “Oh, mianhe Eun Ki-ah””Geurae”jawabku. “Ada apa yesung-ah?”tanyaku kemudian. “Oh, aniyo.. Aku hanyaa emm hanyaa..hanyaa..”kudengar dia tergagap menjawabnya. Ada apa, pikirku. “Hanya apa yesung-ah? Ada apa?”tanyaku kemudian penasaran. “Aniyo, hanya ingin memastikan. Geurae, lanjutkan tidurmu. Jaljaa..”katanya dari sana.
Yesung pov
                Malam ini, aku tidak bisa tidur. Baru tadi siang bertemu, kenapa aku ingin bertemu lagi. Siapa lagi kalo bukan dengan Lee Eun Ki. Akhirnya aku memutuskan untuk meneleponnya. “Hallo”kudengar suara dari sana berat sekali. “Hallo, kau sedang tidur? Suaramu berat sekali”akupun mengatakan apa yang ada dibenakku. “Aniyo, lebih tepatnya kau membangunkanku dari tidurku”jawabnya. Aku pun merasah bersalah,” Mianhe, bukannya kau sedang ada urusan?”tanyaku. “***”katanya lirih. “Mwo? Aku tidak dengar”tanyaku. “Ani..aniyo yesung-ah. Aku baru sampai di rumah. Lalu tidur. Dan sekarang kau membangunkanku”jawabnya dari sana. “Oh, mianhe Eun Ki-ah””Geurae”jawabnya. “Ada apa yesung-ah?”tanyanya. Aku langsung terdiam. Aku bingung harus jawab apa. “Oh, aniyo.. Aku hanyaa emm hanyaa..hanyaa..”jawabku gagap. Aigoo, aku harus jawab apa. Betapa malunya diriku jika aku bilang aku merindukannya. Aniyo, aku tidak boleh bilang seperti itu. Terdengar suara Lee  Eun Ki kembali,” Hanya apa yesung-ah? Ada apa?”. “Aniyo, hanya ingin memastikan. Geurae, lanjutkan tidurmu. Jaljaa..”jawabku kemudian. Aku tidak punya pilihan. Tidak ada balasan. Berarti benar dia sudah tertidur lagi.
                “Yesung hyung, kenapa wajahmu memerah?”tanya sungmin yang tiba-tiba dihadapanku. “Ne? Emm aniyo. Ada apa kau kesini?”tanyaku mengalihkan pembicaraan. “Kau melihat selimut pink-ku hyung?”. Tiba-tiba aku mengingat kyuhyun. “Kurasa Kyu Hyun yang membawanya”jawabku kemudian. Oh ne J jalja..”
                Esok hari..
“Hyung! Bangun!”teriak ryewook disebelah kupingku.
“Aigoo, kau tidak tau cara sopan untuk membangunkan hyungmu. Aisssh”.
“Mianhe hyung, aku kehabisan cara. Kau lelap sekali. apakah kau mimpi indah?”tanya ryewook tiba-tiba.
“Ye? Mimpi indah? Aniyoo. Aku hanya lelah”jawabku asal.
“Aku tidak percaya. Darimana kau kemarin seharian hahh? Tega kau hyung meninggalkanku sendiri” kata ryewook dengan wajah cemberut.
                “Jangan memasang wajah seperti itu. Aku tidak suka.”jawabku.
 “Geurae, jawab pertanyaanku!”kata ryewook.
“Aku pergi dengan Eun Ki. Sudaah? Kau juga tega meninggalkanku. Kau tidur lebih dulu”balasku.
“Aku menunggumu. Tapi kau tak kunjung datang. Dan akhirnya aku terlelap. Bukan salahku”Ryewook membela dirinya sendiri.
 “Baiklah. Apakah nanti kita ada jadwal?”tanyaku.
“Kurasa tidak”balasnya.
 “YE? Baguss”. Aku langsung berlari keluar kamar *lebay wkV*
                “Kau kenapa?”tanya Siwon begitu melihatku.
“Aniyo J”.
“Namja aneh”gerutu Siwon lalu pergi.
“Ya! CHOI SIWON aku mendengar ucapanmu.”teriakku.
“Ne hyung!”balas Siwon
“Aissh-_-. Benar-benar“gerutuku kesal.
“Jangan memasang muka seperti itu hyung. Aku tidak suka”timpal Ryewook. Sepertinya ia sedang mengulang kataku yang kuucapkan padanya tadi.
“Aku tidak perlu pendapatmu”jawabku dingin. Kulihat Ryewook sedang tertawa bersama Kyuhyun.
Eun Ki pov
                Hari ini seperti biasanya, pagi-pagi sekali aku melangkahkan kakiku menuju tempatku belajar. Ne, KyungHee University. Salah satu member Super Junior juga bersekolah disitu. Dia Cho Kyuhyun. Tapi dia tidak sekelas denganku.
 Setelah bel pulang sekolah, kulangkahkan kakiku keluar ruangan menuju halaman sekolah. Kulihat mobil ferrari hitam. “Apa itu milik Kim Jong Woon-sshi?” Aku segera menghampirinya. Ye benar! Itu milik Kim Jong Woon-sshi. tapi sedang apa dia disini.
Kulihat dia memakai topi merah, mantel hitam, syal hitam juga masker hitam. Tapi semua itu terasa serasi dengan mata sipitnya yang sedap dipandang. Jantungku berdetak keras sekali. apakah mereka tidak lelah. Aku membuat nafas panjang lalu menghembuskannya melalui mulut.
“Ya! Eun Ki. Kau kenapa? Apa ada yang salah?”tanya Jong Woon bingung.
“Aniyo, sedang apa kau disini?”tanyaku kemudian.
“Aku ingin berjalan-jalan”
“Ye? Lalu?”
“Aku mengajakmu. Kau tidak keberatan kan?”
“Mm, boleh. Tapi aku banyak tugas esok hari”
“Ye? Bolehkah aku membantu? Ya aku memang bukan lulusan tertinggi. Tapi kukira aku bisa sedikit membantumu. Eothokke?”tawarnya
“Jika kau tidak keberatan. Geurae.”balasku.
Mobil pun melaju. “Kita mau kemana?”tanyaku memecah keheningan. Ye, daritadi hanya suara kendaraan yang ada diantara kami. Aku tidak tahu. Mungkin dia sedang berkonsentrasi. Tapi ku tau dari dulu dia bukan tipe seperti ini.
“Entahlah. Lihat saja nanti,”balasnya
Ya! Kim Jong Woon menghentikan mobilnya di Namsan Tower. “Ini siang, disini lebih indah kalau malam.”Aku sedikit mengajukan usul pada Jong Woon.
“Aku tau,”jawabnya dingin.
“Lalu kenapa kau ingin kesini siang hari begini”kataku sinis.
“Karena aku ingin hal yang berbeda”. Aku bingung dengan jawabannya itu.
Tiba-tiba dia menarik tanganku, “Ayo kita naik!”katanya. setelah sampai diatas. “Siang hari, semua terlihat seperti runtuhan bangunan. Tidak teratur.”kataku
“Benarkah? Kurasa tidak sepenuhnya begitu. Lihatlah disebelah sana,”katanya sambil menunjuk arah yang dia ingin aku melihatnya.
“Mwo? Yesung-ah. Ini benar-benar..benar-benar indah.”kataku setelah melihat sebuah taman yang membentuk tulisan Eun Ki saranghae.
“Benarkah? Aku senang kau menyukainya. Sekarang bagaimana jawabanmu?”tanyanya tiba-tiba.
“Aku tidak bisa memutuskannya sekarang. Aku butuh waktu”kataku sambil menunduk.
Jong Woon lalu meletakkan tangannya di pipi kanankiriku dan membuat kepalaku terangkat keatas. Lalu mataku bertatapan langsung dengan matanya. “Geurae. Aku akan memberikanmu waktu J”katanya sambil tersenyum.
“Mwoya? Aku sedang tidak bermimpi kan? Jong Woon juga mencintaiku? Rasanya aku ingin terbang,”gerutuku saat dalam perjalanan pulang menuju rumahku.
-Dirumah-Aku tau aku sangat mencintai Jong Woon. Tapi.. apakah aku pantas untuknya? Dia artis terkenal. Sedangkan aku? Entahlah. Aku bukan apa-apa. Disekolahpun aku tidak terkenal. Aku harus bagaimana. Kesempatan tidak datang dua kali. Tapi aku takut. Aku takut akan menjadi aib baginya. Aku takut image nya akan rusak. Aissh, kenapa Jong Woon-sshi tidak memikirkan hal seperti itu terlebih dahulu? Dia membuatku berada dalam keputusan sulit.
Jong Woon pov
                Aku lega. Aku lega sekali. Setelah beberapa hari ini aku tidak yakin atas perasaanku sendiri. Apakah aku membuat keputusan yang benar? Tapi aku merasa senang sekali. apakah ini pertanda bahwa aku memang benar dan tak akan menyesal.
-Sesampainya di dorm- “Kau kenapa hyung? Aku takut kau sudah tidak waras,”kata Kyuhyun meledekku karena melihat kedatanganku dengan ekspresi yang senyum-senyum sendiri.
“Kukira kau tidak akan melihatku. Melihatmu bersama pspmu. Tapi ternyata aku salah,”jawabku dingin.
“Kebetulan saja. Aku baru mengambil psp ini dan baru akan mulai memainkannya,”katanya polos.
“Pantas,”jawabku singkat. “Kau kenapa hyung? Senang sekali kelihatannya,”tanyanya.
“Kali ini aku tidak meragukan IQ mu yang tinggi itu. Kau benar. Aku memang sedang senang,”jawabku sambil menuju ke dapur.
“Kau tidak mau bercerita?”tawarnya. “Untuk tawaranmu kali ini aku ragu. Bisa-bisa aku dihiraukan. Teruskan saja game-mu itu gamekyu”ledekku
“Aissh. Terserah saja,”jawab kyu. Kali ini dia mulai serius menghadapi psp dihadapannya itu.
Saat masuk kamar. Aku melihat Siwon bersama Ryewook. “Ya Siwon! Kenapa kau ke kamarku? Kau sudah mulai berani rupanya. Apa jangan-jangan kamarku sudah tidak ada aura mistisnya lagi?”tanyaku sumringah.
“Aniyo..tetap saja. Kamarmu tidak berubah suasananya”katanya malas.
“Benarkah? Sangat disayangkan,”ucapku rada sedih. “Banyaklah berdoa hyung!”kata Siwon kemudian.
“Ajaklah aku jika kau akan berdoa. Aku selalu lupa,”kali ini aku meringis.
“Dari kesadaran diri sendiri lebih baik,”
“Aku tau. Aku ingin sepertimu”
“Berusahalah”
“Geurae. Ada apa kau disini?”
“Aku hanya ingin berbicara dengan ryewook,”
“Oh, neJ
                “Tapi sekarang aku sudah selesai,”. Lalu Siwon pun melangkah keluar.
“Aku senang sekali hari ini.”ceritaku pada Ryewook.
“Wae?”tanyanya.
“Aku telah membuat suatu keputusan”. “Ye? Mwo?”tanyanya bingung.
“Aku jatuh cinta pada Eun Ki. Aku mengatakannya tadi siang,”
“Lalu, eothokke?”tanyanya sigap.
“Dia perlu waktu,”.
” Oh hyung, kau harus bersabar”katanya kemudian.
“Geurae”aku tersenyum.
-Esoknya- aku menjemputnya. Seperti biasa. Aku menunggu di halaman sekolahnya. Bel sudah berbunyi. Tak kudapatkan dia diantara banyak orang. Tapi akhirnya aku melihatnya.
“Eun Ki-ah. Yak!”teriakku sambil melambaikan tangan.
Eun Ki lalu berjalan menghampiriku. “Jong Woon-sshi”panggilnya sambil tersenyum.
“Masuklah,”. Aku lalu membukakannya pintu mobil.
Eun Ki pov
                Bel pulang telah berbunyi. Aku sengaja keluar terlambat. Aku yakin Jong Woon menjemputku. Sedangkan aku masih ragu akan jawabanku nanti. Aku bingung. Akhirnya aku nekat keluar menuju halaman. Benar saja. Jong Woon sedang celingukan mencariku. Huff, aku harus mengatur detak jantungku agar normal kembali.
“Eun Ki-ah. Yak!”teriaknya sambil melambaikan tangan padaku
“Jong Woon-sshi” panggilku. Lalu dia membukakan pintu mobilnya untukku. Jujur aku masih bingung atas jawabannya.
Aku dan Jong Woon saling diam di dalam mobil. Entah apa yang dirasakan masing-masing.
”Nado saranghae Jong Woon-sshi”aku memberanikan diri untuk mengungkapkan kata itu.
“Mwoya? Benarkah? Aku tidak salah dengar kan?”tanyanya beruntut.
“Aniyo.. J
Hari sudah malam. Tiba-tiba Jong Woon mengajakku ke suatu tempat. “Kau akan pergi kemana lagi?”tanyaku.
“Bukan kejutan jika aku memberitahunya”jawabnya asal.
Aku hanya menghela nafas. Yaah, beginilah Kim Jong Woon. Selalu penuh tanda tanya.
“Ke Namsan Tower lagi? Aissh”gerutuku.
“Wae? Kau tidak menyukainya?”tanyanya. sepertinya kelihatan kecewa.
“Aniyo, hanya saja.. apakah kau kehabisan tempat?”ledekku
KLETAK! “Yak! Kenapa kau menjitakku? Aissh,”gerutuku.
“Jangan sesekali meledekku,”ancamnya sambil tertawa. Menyebalkan! Batinku.
“Kau tidak mau keatas?”tawar Jong Woon kemudian. Sebelum aku menjawab, Jong Woon sudah menarik tanganku. Kenapa selalu ditempat ini,batinku.
Dengan hitungan jari. Tiba-tiba terdengar gemuruh suara petasan a.k.a kembang api. Ye.. Jong Woon menyiapkannya untukku. Aku melihat ke langit. Terdapat tulisan “Gomawo yeojachinguku. Saranghae”. Aku senang sekali. Tiba-tiba kepalaku pusing. Pusing sekali. serasa benda-benda disekitarku melayang-layang. Tiba-tiba semuanya menjadi samar-samar.
“Yak! Chagiya! Bangun”kudengar samar-samar suara dari namjachinguku itu. Jong Woon-ah menepuk-nepuk pipiku. Berharap aku sadar kembali. Tapi terlambat. Kini semua telah menjadi gelap.
Jong Woon pov
                Aku telah menyiapkan sebuah kejutan untuknya. Di Namsan Tower lagi. Ya! Karena menurutku itu tempat yang berarti bagiku dan yeojachinguku itu.
Setelah aku memberinya kejutan itu. Kulihat raut wajahnya gembira sekali. aku senang. Rencanaku berhasil. Tapi tiba-tiba.. kenapa? Kenapa dia memegangi kepalanya. Dalam sekejap dia sudah terjatuh ke lantai. Aku panik. Aku sandarkan kepalanya di pahaku.
“Yak! Chagiya! Bangun!”aku menepuk-nepuk pipinya. Berharap dia akan sadar kembali. Tapi.. dia telah menutup matanya. “Wae? Ada apa denganmu? Bangun chagiya,”. Aku langsung menggendongnya di punggungku. Segera kubawa kerumah sakit. Aku menunggunya di depan pintu ruang tempat Eun Ki diperiksa. Tiba-tiba ada dokter keluar dari ruangan itu.
“Bagaimana dokter? Bagaimana keadaanya?”tanyaku. Saat melihat dokter itu. Aku langsung berlari menghampirinya.
“Apakah tuan keluarganya?”tanya dokter itu balik sambil membenarkan kacamata yang agak turun ke bawah.
“Aniyo.. tapi aku namjachingunya,”kataku kemudian. Dokter itu kelihatan sedikit berpikir. Lalu ia pun berkata,”Geurae, dia hanya kelelahan,”.
“Gamsahamnida dokter”
Hatiku rasanya lega sekali. Tapi kenapa aku merasa ada keraguan pada dokter itu saat mengatakan kondisi Eun Ki padaku. Entahlah. Aku tidak  tau. Tapi aku lega hari ini.
Eun Ki pov
                Saat aku bangun. Kenapa tidak seperti biasanya. Tempat ini, aku tidak mengenalinya. Kulihat disampingku terdapat seorang yeoja cantik berseragam putih.
“Dimana aku?”tanyaku pada yeoja itu.
“Kau sudah bangun Eonnie? Kau sedang berada dirumah sakit,”jawabnya dengan tersenyum. Ramah sekali yeoja ini.
“Ye? Dengan siapa aku kesini?”. Aku masih bingung dengan perihal yang terjadi padaku.
“Molla Eonnie. Aku tidak tau namanya. Tapi dia seorang pria bermarga Kim,”
“Kim Jong Woon-sshi?”
“Mungkin eonnie. Aku akan pergi sebentar menemui dokter. Permisi”pamitnya kemudian lalu meninggalkan ruangan. “Geurae”jawabku.
Lalu aku ingat. Kejadian kemarin malam di Namsan Tower. Yak! Aku merasa pusing sekali saat itu. Dan mungkin Jong Woon telah membawaku kemari. Tapi dimana dia sekarang? Aissh tega sekali membiarkanku sendiri.
“ckrrek..”terdengar suara derit pintu. Seorang yeoja telah membawakan bunga dan seranjang buah-buahan. Dia Baek Shin Hee. Salah satu sahabat terbaikku yang pernah aku temui. Dia juga sudah seperti keluargaku sendiri.
“Hey nyonya Lee! Sudah bangun kau rupanya. Pintar sekali caramu mengkhawatirkanku hahh?”ucapnya ketus. Tapi aku tau kalau dia sedang bercanda.
“Mian nyonya Baek. Aku juga tidak mengharapkan ini,”kataku nyengir kemudian.
“Gwaenchana. Sepi sekali. Kemana namjachingumu yang sering kau ceritakan itu?”tanyanya kemudian sambil melihat-lihat ke sekitar ruangan.
“Molla. Mungkin dia sedang sibuk,”jawabku sambil mengangkat bahu. “Ajak aku jalan-jalan!”lanjutku kemudian.
“Aniyo.. kondisimu belum sepenuhnya meyakinkan,”tolak Shin Hee. Akupun kesal mendengar jawabannya yang seperti itu. Aissh, aku bukan tahanan. Aku tidak bisa dikurung seperti ini.
“Wae? Memangnya aku kenapa? Aku hanya kelelahan. Arasso?”balasku sengit.
“Tetap tidak bisa,”balasnya tak kalah sengit. Shin Hee masih sibuk meletakkan dan menata keranjang buah dan bunga pemberiannya itu. Entah kenapa dia membuat masalah sepele menjadi serumit itu. Tinggal meletakkan apa susahnya sih? Aissh..
Dua hari kemudian. Aku sudah merasa lebih baik. Aku tidak merasa kesepian. Karena Jong Woon dan Shin Hee rutin mengunjungiku. Kadang aku merasa kasian pada mereka. Kalau aku tidak seperti ini, mungkin mereka bisa meluangkan waktu kosongnya untuk beristirahat. Tiba-tiba seorang dokter masuk kedalam ruanganku.
“Nyonya Lee, bisakah kita bicara sebentar,”kata dokter itu.
“Ye? Geurae,”jawabku kemudian. Aku masih bingung. Kenapa? Ada apa?
Setelah sampai di ruangan dokter bermarga Choi itu. Aku dipersilahkan duduk. Lalu Dokter Choi itu juga duduk dihadapanku. Dipisahkan oleh sebuah meja yang penuh dengan tumpukan-tumpukan dokumen. Mungkin itu dokumen hasil pemeriksaan.
“Begini Nyonya Lee. Apakah kau sudah sering mengalami pusing yang tidak tertahankan seperti itu?”tanya Dokter Choi. Lalu dia memakai kacamatanya dan mengambil sebuah arsip dokumen. Dan mengambil satu lembar kertas.
“Dua tahun terakhir dokter. Kukira itu hanya pusing biasa. Jadi aku hanya memberinya obat dan setelah beberapa jam pusing itu akan hilang. Wae?”tanyaku kemudian setelah aku mengemukakan apa yang kurasakan.
“Kenapa aku tidak pernah melihat keluargamu datang? Mereka berdua hanya temanmu kan?”tanyanya. Dokter itu belum menjawab pertanyaanku.
“Ye. Anda betul Dokter Choi,”balasku pendek. “Keluargaku tidak tinggal disini. 3 tahun yang lalu mereka pindah ke Amerika. Appaku punya bisnis disana,”lanjutku panjang.
“Oh begitu. Baiklah, aku akan mengatakan ini padamu saja. Tapi kuharap kau jangan terlalu bersedih. Kau bisa luangkan waktumu yang tersisa untuk bersenang-senang,”kata dokter itu. Mwo? Sisa waktuku? Apa yang terjadi padaku?
“Mwoya dokter? Sisa waktuku?”tanyaku kaget.
“Mianhe,kenyataanya ini yang kutemukan. Ada kanker diotakmu. Dan itu sudah stadium tiga,”kata dokter itu bersedih. Dengan raut muka penuh penyesalan.
“MWOYA? Apakah itu benar?”. Aku sudah tidak dapat lagi membendung butiran air mataku yang kini mengalir begitu derasnya. “Appa.. Eomma..”. aku menyebut nama kedua orang tuaku yang amat kusayangi itu. “Jong Woon sshi.. Baek Shin Hee..”. lagi-lagi aku menyebut dua nama orang yang bukan keluargaku tapi amat sangat kusayangi itu. Diruangan Dokter Choi aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa bisa seperti ini? Waee?
“Sabarlah anak muda. Gunakan waktumu sebaik baiknya”kata Dokter Choi sambil menepuk-nepuk pundakku.
“Gamsahamnida dokter. Telah memberitahuku”kataku tersenyum walau aku masih menangis.
Bulan depan aku akan wisuda..
-1 bulan kemudian-
“Selamat Lee Eun Ki agasshi. Kau salah satu lulusan terbaik,”kata Baek Shin Hee memberiku selamat.
“Gamsahamnida. Ini berkat kau juga. Kau selalu memberiku semangat,”kataku tersenyum pada yeoja yang menjadi sahabat kesayanganku ini. Walaupun dia sahabat yang paling dekat denganku. Tapi aku tidak memberitahunya tentang penyakitku ini. Aku tidak mau dia sedih bersamaku. Cukup akuu..
Jong Woon pov
“Drrtt..ddrrt”hapeku bergetar. Ya! Sebuah pesan dari Lee Eun Ki. “Chagiya, aku menunggumu ditaman dekat sekolahku. Tidakkah kau ingin memberi selamat hah?”. Aku ingat hari ini adalah hari wisudanya. Tapi untuk beberapa jam ini aku lupa. Hehe, mian chagiya. Batinku.
Segera aku melajukan mobilku menuju taman yang dimaksud. Jika aku terlambat, bisa-bisa yeoja tersayangku itu mengomel seharian. Sesampainya ditaman. Aku mencari disekitar. Terlihat seorang yeoja duduk sambil mendengarkan ipod-nya.
“Sudah lama?”tanyaku lalu duduk disebelahnya.
“Jika aku menjawab iya, apakah kau akan mengubah kebiasaanmu itu untuk tidak telat lagi hahh?”balasnya dingin.
“Yak! Ini sudah secepat yang aku bisa,”jawabku membela diri.
“Gwaenchana. Aku sudah terbiasa dengan sikapmu,”
“Ne J daebak atas keberhasilanmu. Kau salah satu lulusan tertinggi,”ucapku memberi selamat. Sebenarnya aku juga ingin mencairkan situasi tegang ini.
“Gomawo. Itu juga karena bantuanmu,”
“Ye, cheonma. Apakah kau tidak ingin minum? Cuaca dingin sekali. Ikut aku. Aku ingin menghangatkan tubuh”ajakku kemudian.
“Kemana?”tanyanya. “Handel Gretel. Sudah lama aku tidak mengunjunginya,”
-Sesampainya di Handel Gretel-
“Hyung!”sapa adik semata wayangku itu. Yeah Kim Jong Jin.
“Kenapa kau ini? Seperti tidak berjumpa setahun saja,”balasku dingin.
“Aigoo. Kau berubah sekali. Ya! Lee Eun Ki. Selamat datang. Lama tidak berjumpa”sapa Jong Jin pada Eun Ki saat dia melihat Eun Ki dibelakangku.
“Ne J gamsahamnida. Kau bertambah tampan,”goda Eun Ki pada adikku itu.
“Aissh. Sayang kau baru menyadarinya,”kata Jong Jin semakin bertambah pede. Kedua orang itupun tertawa. Aku bingung. Apa yang ditertawakan.
Moment itu. Mungkin moment terakhir aku bisa tertawa lepas bersama Eun Ki. Hingga keesokan hari..
“Sebenarnya aku tidak benar-benar mencintaimu”.. Degg! Aku tidak salah dengar. Yak! Tidak. Kenapa Eun Ki begitu tega berkata seperti itu..

-TBC-
Gimanagimana? ngebosenin?

0 komentar:

Posting Komentar