Author : Alivia Octaviana
Tittle : Denying
the heart
Main cast : -Kim Jong Woon / Yesung
-Lee Eun Ki
Support cast : member superjunior, Baek Shin Hee dan temukan
sendiri
Rate : PG 15
Ini FF
pertamaku. Mian kalo ceritanya kurang dapet feel. Don’t copy and don’t bash. Walopun jelek-jelek gini. Ini hadir dari imajinasiku sendiri loh. Happy
reading juga
RCL yakk !
Lee Eun Ki pov
“Ya ! Eun Ki! Tungu aku!” teriak
seseorang memanggilku dari belakang. Aku enggan menggerakkan badanku untuk
melihat kebelakang. Akhirnya aku hanya menghentikan langkahku. Dalam hitungan
detik seorang namja telah berhenti disampingku. Nafasnya terengah-engah. Ya!
Siapa lagi kalo bukan Kim Jong Woon a.k.a Yesung-sshi.
“Ne, ada apa?”tanyaku dingin.
“Ya! Kau Lee Eun Ki! Cepat sekali
jalanmu,”katanya sementara nafasnya masih terengah-engah. “Aku ingin mengajakmu
ke pets shop. Barangkali ada kura-kura yang bagus hari ini. Eotheokke? Kau
mau?”lanjutnya. Ya, aku dan Jong Woon cukup dekat beberapa tahun terakhir ini.
“Hhhm, sebentar oppa,”kataku
sambil melihat kearah jam tanganku. “Ne aku bisa. Tapi jam 1 siang aku harus
segera kembali. Aku ada urusan,”sambungku.
“Gwaenchana”. Jong Woon lalu
menarik tanganku. Dia segera membawaku ke mobil ferrari hitam itu.
“Ya! KIM JONG WOON! Kau kira
tidak sakit hahh?”protesku sebab Jong Woon mencengkeram tanganku kuat sekali.
“Molla, mianhe,”katanya sambil meringis serta mengurangi kekuatan cengkeraman
tangannya di tanganku.
Sesampainya di pets shop. “Jong
Woon-sshi, coba liat itu,”. Aku menunjuk ke tempat seekor kura-kura kecil.
“Lee Eun Ki, seleramu jelek sekali”.”Kau tidak
suka?”tanyaku sambil geleng kepala. “Aniyo..”
“Apa yang kau lihat-lihat lagi
jika kau enggan membeli?”tanyaku sinis.
“Aku masih mencari.
Sabarlah!”katanya masih berputar-putar melihat jika ada yang tertarik.
“Aissh, lamalama disini bosan
juga”aku menggerutu kesal.
Aku menghampiri Jong Woon yang
masih terus melihat-lihat. Setelah berada disampingnya “Hey Jong Woon-sshi, aku
ingin pulang!”kataku sambil menarik lengan bajunya.
“Aigoo, ini belum jam satu.
Tunggulah sebentar lagi,”jawabnya yang membuatku tambah kesal saja.
“Aniyo, aku tidak mau. Daritadi
kau hanya mutar melulu. Seekor hewan pun tak kunjung kau beli. Aku bosan
disini.” “Ne, geurae”katanya.
Yesung pov
Sebenarnya
aku belum puas melihat hewan-hewan di pets shop itu. Tapi yeoja yang dekat
denganku beberapa tahun terakhir ini mengomel. Dia bosan katanya. Geurae,
akupun mengajaknya pulang. Tapi diperjalanan mengapa perutku sakit sekali. Ne,
aku baru ingat. Aku belum makan dari tadi pagi. Kini sudah jam setengah satu
siang. Aku pun menawarkan untuk berhenti di sebuah rumah makan pada yeoja di
sebelahku ini. Yeoja yang mungkin telah mengisi sedikit relung hatiku ini. Aku
juga masih belum sepenuhnya yakin.
“Eun Ki
agasshi, tidakkah kau lapar? Maukah kau menemaniku sebentar saja? Aku lapar
sekali. Ini belum jam satu siang. Eothokke?”tanyaku pada yeoja disampingku.
“Hmm,
geurae”katanya sambil tersenyum. Manis sekali. kenapa jantungku berdetak tak
karuan? Molla..
Sesampainya,
“kau mau makan apa Eun Ki-ah?”tanyaku padanya terlebih dahulu. “Aku sama
denganmu,”jawabnya enteng. Geurae, aku pun memanggil pelayan”Ya! Pelayan!” “Ne,
tuan mau pesan apa?”dengan cepat datang seorang pelayan yang rapi dan bersih.
Ne, pelayan menunjukkan kualitas dari rumah makan tersebut. “Aku ingin makan
kimchi. Sudah lama aku tidak memakannya. Tubuhku jadi kurus,”kataku sambil
curhat dikit wk :D “dua ya!”tambahku. “Ne, tuan!”kata pelayan itu tersenyum
lalu pergi.
Setelah
selesai makan, aku langsung mengantar Eun Ki agasshi kerumahnya. “Gomawo karena
sudah menemaniku hari ini”kataku membuka pintu mobil sambil membungkukkan
badan. “Cheonma Jong Woon-sshi. Gomawo untuk makan siangnya,”katanya. “Ne,
cheonma”balasku.
Aku
pulang ke dorm. Sepi. Kulihat magnae sedang bermain dengan pspnya. Siapa lagi
kalau bukan Cho Kyu Hyun. “Kemana semua orang?”tanyaku sambil merebahkan diri
ke sofa. “Molla hyung,”katanya sambil tetap memainkan pspnya. “Ryewook-ah?”tanyaku
sekali lagi. Kyuhyun berhenti memainkan pspnya sejenak, berpikir kelihatannya.
“Aku tidak melihatnya. Mungkin dia di kamar”kata kyuhyun sambil meringis. “Jika
kau sudah bersama pspmu itu. Kau tidak akan melihat siapapun”kataku sambil
beranjak ke kamar. “Mianhe hyung!”ku dengar teriakannya dari belakang.
“Ckkreek..”suara
derit pintu. Kulihat Ryewook sedang tertidur. “Pantas..”batinku. Aku lalu
rebahan di ranjangku. Aku masih memikirkan Eun Ki. Mengapa dia begitu baik,
pikirku.
Lee Eun Ki pov
Sebenarnya
aku tidak betul-betul ada acara. Aku membohongi namja itu. Aku sengaja
mengurangi keseringanku bertemu namja itu. Bukan karena aku bosan. Tapi aku
takut, aku takut akan semakin menyayanginya. Aku tidak ingin memiliki rasa
sepihak. Kulihat juga yesung-sshi hanya menganggapku sebagai teman saja. Lalu
akupun tertidur pulas.
Jam 7
malam,“niga sumswinda..niga salgo itta..
nae gaseum sogesseo..”hapeku berdering. Kuusap mataku. Kulihat telepon dari
Yesung. “Hallo”sapaku. “Hallo, kau sedang tidur? Suaramu berat sekali”kudengar
jawaban dari sana. “Aniyo, lebih tepatnya kau membangunkanku dari tidurku”kataku
masih mengantuk. “Mianhe, bukannya kau sedang ada urusan?”tanyanya.
“Aigoo,”kataku lirih. “Mwo? Aku tidak dengar”tiba-tiba jawaban dari sana
datang. “Ani..aniyo yesung-ah. Aku baru sampai di rumah. Lalu tidur. Dan
sekarang kau membangunkanku”seberkas ide terngiang dipikiranku. “Oh, mianhe Eun
Ki-ah””Geurae”jawabku. “Ada apa yesung-ah?”tanyaku kemudian. “Oh, aniyo.. Aku
hanyaa emm hanyaa..hanyaa..”kudengar dia tergagap menjawabnya. Ada apa,
pikirku. “Hanya apa yesung-ah? Ada apa?”tanyaku kemudian penasaran. “Aniyo,
hanya ingin memastikan. Geurae, lanjutkan tidurmu. Jaljaa..”katanya dari sana.
Yesung pov
Malam
ini, aku tidak bisa tidur. Baru tadi siang bertemu, kenapa aku ingin bertemu
lagi. Siapa lagi kalo bukan dengan Lee Eun Ki. Akhirnya aku memutuskan untuk
meneleponnya. “Hallo”kudengar suara dari sana berat sekali. “Hallo, kau sedang
tidur? Suaramu berat sekali”akupun mengatakan apa yang ada dibenakku. “Aniyo,
lebih tepatnya kau membangunkanku dari tidurku”jawabnya. Aku pun merasah
bersalah,” Mianhe, bukannya kau sedang ada urusan?”tanyaku. “***”katanya lirih.
“Mwo? Aku tidak dengar”tanyaku. “Ani..aniyo yesung-ah. Aku baru sampai di
rumah. Lalu tidur. Dan sekarang kau membangunkanku”jawabnya dari sana. “Oh,
mianhe Eun Ki-ah””Geurae”jawabnya. “Ada apa yesung-ah?”tanyanya. Aku langsung
terdiam. Aku bingung harus jawab apa. “Oh, aniyo.. Aku hanyaa emm
hanyaa..hanyaa..”jawabku gagap. Aigoo, aku harus jawab apa. Betapa malunya
diriku jika aku bilang aku merindukannya. Aniyo, aku tidak boleh bilang seperti
itu. Terdengar suara Lee Eun Ki
kembali,” Hanya apa yesung-ah? Ada apa?”. “Aniyo, hanya ingin memastikan.
Geurae, lanjutkan tidurmu. Jaljaa..”jawabku kemudian. Aku tidak punya pilihan.
Tidak ada balasan. Berarti benar dia sudah tertidur lagi.
“Yesung
hyung, kenapa wajahmu memerah?”tanya sungmin yang tiba-tiba dihadapanku. “Ne?
Emm aniyo. Ada apa kau kesini?”tanyaku mengalihkan pembicaraan. “Kau melihat
selimut pink-ku hyung?”. Tiba-tiba aku mengingat kyuhyun. “Kurasa Kyu Hyun yang
membawanya”jawabku kemudian. Oh ne J
jalja..”
Esok
hari..
“Hyung! Bangun!”teriak ryewook
disebelah kupingku.
“Aigoo, kau tidak tau cara sopan
untuk membangunkan hyungmu. Aisssh”.
“Mianhe hyung, aku kehabisan
cara. Kau lelap sekali. apakah kau mimpi indah?”tanya ryewook tiba-tiba.
“Ye? Mimpi indah? Aniyoo. Aku
hanya lelah”jawabku asal.
“Aku tidak percaya. Darimana kau
kemarin seharian hahh? Tega kau hyung meninggalkanku sendiri” kata ryewook
dengan wajah cemberut.
“Jangan
memasang wajah seperti itu. Aku tidak suka.”jawabku.
“Geurae, jawab pertanyaanku!”kata ryewook.
“Aku pergi dengan Eun Ki. Sudaah?
Kau juga tega meninggalkanku. Kau tidur lebih dulu”balasku.
“Aku menunggumu. Tapi kau tak
kunjung datang. Dan akhirnya aku terlelap. Bukan salahku”Ryewook membela
dirinya sendiri.
“Baiklah. Apakah nanti kita ada
jadwal?”tanyaku.
“Kurasa tidak”balasnya.
“YE? Baguss”. Aku langsung berlari keluar
kamar *lebay wkV*
“Kau
kenapa?”tanya Siwon begitu melihatku.
“Aniyo J”.
“Namja aneh”gerutu Siwon lalu
pergi.
“Ya! CHOI SIWON aku mendengar
ucapanmu.”teriakku.
“Ne hyung!”balas Siwon
“Aissh-_-. Benar-benar“gerutuku
kesal.
“Jangan memasang muka seperti itu
hyung. Aku tidak suka”timpal Ryewook. Sepertinya ia sedang mengulang kataku
yang kuucapkan padanya tadi.
“Aku tidak perlu
pendapatmu”jawabku dingin. Kulihat Ryewook sedang tertawa bersama Kyuhyun.
Eun Ki pov
Hari
ini seperti biasanya, pagi-pagi sekali aku melangkahkan kakiku menuju tempatku
belajar. Ne, KyungHee University. Salah satu member Super Junior juga
bersekolah disitu. Dia Cho Kyuhyun. Tapi dia tidak sekelas denganku.
Setelah bel pulang sekolah, kulangkahkan kakiku
keluar ruangan menuju halaman sekolah. Kulihat mobil ferrari hitam. “Apa itu
milik Kim Jong Woon-sshi?” Aku segera menghampirinya. Ye benar! Itu milik Kim
Jong Woon-sshi. tapi sedang apa dia disini.
Kulihat dia memakai topi merah,
mantel hitam, syal hitam juga masker hitam. Tapi semua itu terasa serasi dengan
mata sipitnya yang sedap dipandang. Jantungku berdetak keras sekali. apakah
mereka tidak lelah. Aku membuat nafas panjang lalu menghembuskannya melalui
mulut.
“Ya! Eun Ki. Kau kenapa? Apa ada
yang salah?”tanya Jong Woon bingung.
“Aniyo, sedang apa kau
disini?”tanyaku kemudian.
“Aku ingin berjalan-jalan”
“Ye? Lalu?”
“Aku mengajakmu. Kau tidak
keberatan kan?”
“Mm, boleh. Tapi aku banyak tugas
esok hari”
“Ye? Bolehkah aku membantu? Ya
aku memang bukan lulusan tertinggi. Tapi kukira aku bisa sedikit membantumu.
Eothokke?”tawarnya
“Jika kau tidak keberatan.
Geurae.”balasku.
Mobil pun melaju. “Kita mau
kemana?”tanyaku memecah keheningan. Ye, daritadi hanya suara kendaraan yang ada
diantara kami. Aku tidak tahu. Mungkin dia sedang berkonsentrasi. Tapi ku tau
dari dulu dia bukan tipe seperti ini.
“Entahlah. Lihat saja
nanti,”balasnya
Ya! Kim Jong Woon menghentikan
mobilnya di Namsan Tower. “Ini siang, disini lebih indah kalau malam.”Aku
sedikit mengajukan usul pada Jong Woon.
“Aku tau,”jawabnya dingin.
“Lalu kenapa kau ingin kesini
siang hari begini”kataku sinis.
“Karena aku ingin hal yang
berbeda”. Aku bingung dengan jawabannya itu.
Tiba-tiba dia menarik tanganku,
“Ayo kita naik!”katanya. setelah sampai diatas. “Siang hari, semua terlihat
seperti runtuhan bangunan. Tidak teratur.”kataku
“Benarkah? Kurasa tidak
sepenuhnya begitu. Lihatlah disebelah sana,”katanya sambil menunjuk arah yang
dia ingin aku melihatnya.
“Mwo? Yesung-ah. Ini
benar-benar..benar-benar indah.”kataku setelah melihat sebuah taman yang
membentuk tulisan Eun Ki saranghae.
“Benarkah? Aku senang kau
menyukainya. Sekarang bagaimana jawabanmu?”tanyanya tiba-tiba.
“Aku tidak bisa memutuskannya
sekarang. Aku butuh waktu”kataku sambil menunduk.
Jong Woon lalu meletakkan
tangannya di pipi kanankiriku dan membuat kepalaku terangkat keatas. Lalu
mataku bertatapan langsung dengan matanya. “Geurae. Aku akan memberikanmu waktu
J”katanya sambil
tersenyum.
“Mwoya? Aku sedang tidak bermimpi
kan? Jong Woon juga mencintaiku? Rasanya aku ingin terbang,”gerutuku saat dalam
perjalanan pulang menuju rumahku.
-Dirumah-Aku tau aku sangat
mencintai Jong Woon. Tapi.. apakah aku pantas untuknya? Dia artis terkenal.
Sedangkan aku? Entahlah. Aku bukan apa-apa. Disekolahpun aku tidak terkenal.
Aku harus bagaimana. Kesempatan tidak datang dua kali. Tapi aku takut. Aku takut
akan menjadi aib baginya. Aku takut image nya akan rusak. Aissh, kenapa Jong
Woon-sshi tidak memikirkan hal seperti itu terlebih dahulu? Dia membuatku
berada dalam keputusan sulit.
Jong Woon pov
Aku
lega. Aku lega sekali. Setelah beberapa hari ini aku tidak yakin atas
perasaanku sendiri. Apakah aku membuat keputusan yang benar? Tapi aku merasa
senang sekali. apakah ini pertanda bahwa aku memang benar dan tak akan
menyesal.
-Sesampainya di dorm- “Kau kenapa
hyung? Aku takut kau sudah tidak waras,”kata Kyuhyun meledekku karena melihat
kedatanganku dengan ekspresi yang senyum-senyum sendiri.
“Kukira kau tidak akan melihatku.
Melihatmu bersama pspmu. Tapi ternyata aku salah,”jawabku dingin.
“Kebetulan saja. Aku baru
mengambil psp ini dan baru akan mulai memainkannya,”katanya polos.
“Pantas,”jawabku singkat. “Kau
kenapa hyung? Senang sekali kelihatannya,”tanyanya.
“Kali ini aku tidak meragukan IQ
mu yang tinggi itu. Kau benar. Aku memang sedang senang,”jawabku sambil menuju
ke dapur.
“Kau tidak mau bercerita?”tawarnya.
“Untuk tawaranmu kali ini aku ragu. Bisa-bisa aku dihiraukan. Teruskan saja
game-mu itu gamekyu”ledekku
“Aissh. Terserah saja,”jawab kyu.
Kali ini dia mulai serius menghadapi psp dihadapannya itu.
Saat masuk kamar. Aku melihat
Siwon bersama Ryewook. “Ya Siwon! Kenapa kau ke kamarku? Kau sudah mulai berani
rupanya. Apa jangan-jangan kamarku sudah tidak ada aura mistisnya lagi?”tanyaku
sumringah.
“Aniyo..tetap saja. Kamarmu tidak
berubah suasananya”katanya malas.
“Benarkah? Sangat disayangkan,”ucapku
rada sedih. “Banyaklah berdoa hyung!”kata Siwon kemudian.
“Ajaklah aku jika kau akan
berdoa. Aku selalu lupa,”kali ini aku meringis.
“Dari kesadaran diri sendiri
lebih baik,”
“Aku tau. Aku ingin sepertimu”
“Berusahalah”
“Geurae. Ada apa kau disini?”
“Aku hanya ingin berbicara dengan
ryewook,”
“Oh, neJ”
“Tapi
sekarang aku sudah selesai,”. Lalu Siwon pun melangkah keluar.
“Aku senang sekali hari
ini.”ceritaku pada Ryewook.
“Wae?”tanyanya.
“Aku telah membuat suatu
keputusan”. “Ye? Mwo?”tanyanya bingung.
“Aku jatuh cinta pada Eun Ki. Aku
mengatakannya tadi siang,”
“Lalu, eothokke?”tanyanya sigap.
“Dia perlu waktu,”.
” Oh hyung, kau harus
bersabar”katanya kemudian.
“Geurae”aku tersenyum.
-Esoknya- aku menjemputnya.
Seperti biasa. Aku menunggu di halaman sekolahnya. Bel sudah berbunyi. Tak
kudapatkan dia diantara banyak orang. Tapi akhirnya aku melihatnya.
“Eun Ki-ah. Yak!”teriakku sambil
melambaikan tangan.
Eun Ki lalu berjalan
menghampiriku. “Jong Woon-sshi”panggilnya sambil tersenyum.
“Masuklah,”. Aku lalu
membukakannya pintu mobil.
Eun Ki pov
Bel
pulang telah berbunyi. Aku sengaja keluar terlambat. Aku yakin Jong Woon
menjemputku. Sedangkan aku masih ragu akan jawabanku nanti. Aku bingung.
Akhirnya aku nekat keluar menuju halaman. Benar saja. Jong Woon sedang
celingukan mencariku. Huff, aku harus mengatur detak jantungku agar normal
kembali.
“Eun Ki-ah. Yak!”teriaknya sambil
melambaikan tangan padaku
“Jong Woon-sshi” panggilku. Lalu
dia membukakan pintu mobilnya untukku. Jujur aku masih bingung atas jawabannya.
Aku dan Jong Woon saling diam di
dalam mobil. Entah apa yang dirasakan masing-masing.
”Nado saranghae Jong
Woon-sshi”aku memberanikan diri untuk mengungkapkan kata itu.
“Mwoya? Benarkah? Aku tidak salah
dengar kan?”tanyanya beruntut.
“Aniyo.. J”
Hari sudah malam. Tiba-tiba Jong
Woon mengajakku ke suatu tempat. “Kau akan pergi kemana lagi?”tanyaku.
“Bukan kejutan jika aku
memberitahunya”jawabnya asal.
Aku hanya menghela nafas. Yaah,
beginilah Kim Jong Woon. Selalu penuh tanda tanya.
“Ke Namsan Tower lagi?
Aissh”gerutuku.
“Wae? Kau tidak
menyukainya?”tanyanya. sepertinya kelihatan kecewa.
“Aniyo, hanya saja.. apakah kau
kehabisan tempat?”ledekku
KLETAK! “Yak! Kenapa kau
menjitakku? Aissh,”gerutuku.
“Jangan sesekali
meledekku,”ancamnya sambil tertawa. Menyebalkan! Batinku.
“Kau tidak mau keatas?”tawar Jong
Woon kemudian. Sebelum aku menjawab, Jong Woon sudah menarik tanganku. Kenapa
selalu ditempat ini,batinku.
Dengan hitungan jari. Tiba-tiba
terdengar gemuruh suara petasan a.k.a kembang api. Ye.. Jong Woon menyiapkannya
untukku. Aku melihat ke langit. Terdapat tulisan “Gomawo yeojachinguku. Saranghae”. Aku senang sekali. Tiba-tiba
kepalaku pusing. Pusing sekali. serasa benda-benda disekitarku melayang-layang.
Tiba-tiba semuanya menjadi samar-samar.
“Yak! Chagiya! Bangun”kudengar
samar-samar suara dari namjachinguku itu. Jong Woon-ah menepuk-nepuk pipiku.
Berharap aku sadar kembali. Tapi terlambat. Kini semua telah menjadi gelap.
Jong Woon pov
Aku
telah menyiapkan sebuah kejutan untuknya. Di Namsan Tower lagi. Ya! Karena
menurutku itu tempat yang berarti bagiku dan yeojachinguku itu.
Setelah aku memberinya kejutan
itu. Kulihat raut wajahnya gembira sekali. aku senang. Rencanaku berhasil. Tapi
tiba-tiba.. kenapa? Kenapa dia memegangi kepalanya. Dalam sekejap dia sudah
terjatuh ke lantai. Aku panik. Aku sandarkan kepalanya di pahaku.
“Yak! Chagiya! Bangun!”aku
menepuk-nepuk pipinya. Berharap dia akan sadar kembali. Tapi.. dia telah
menutup matanya. “Wae? Ada apa denganmu? Bangun chagiya,”. Aku langsung
menggendongnya di punggungku. Segera kubawa kerumah sakit. Aku menunggunya di
depan pintu ruang tempat Eun Ki diperiksa. Tiba-tiba ada dokter keluar dari
ruangan itu.
“Bagaimana dokter? Bagaimana keadaanya?”tanyaku.
Saat melihat dokter itu. Aku langsung berlari menghampirinya.
“Apakah tuan keluarganya?”tanya
dokter itu balik sambil membenarkan kacamata yang agak turun ke bawah.
“Aniyo.. tapi aku
namjachingunya,”kataku kemudian. Dokter itu kelihatan sedikit berpikir. Lalu ia
pun berkata,”Geurae, dia hanya kelelahan,”.
“Gamsahamnida dokter”
Hatiku rasanya lega sekali. Tapi
kenapa aku merasa ada keraguan pada dokter itu saat mengatakan kondisi Eun Ki
padaku. Entahlah. Aku tidak tau. Tapi
aku lega hari ini.
Eun Ki pov
Saat
aku bangun. Kenapa tidak seperti biasanya. Tempat ini, aku tidak mengenalinya.
Kulihat disampingku terdapat seorang yeoja cantik berseragam putih.
“Dimana aku?”tanyaku pada yeoja
itu.
“Kau sudah bangun Eonnie? Kau
sedang berada dirumah sakit,”jawabnya dengan tersenyum. Ramah sekali yeoja ini.
“Ye? Dengan siapa aku kesini?”.
Aku masih bingung dengan perihal yang terjadi padaku.
“Molla Eonnie. Aku tidak tau
namanya. Tapi dia seorang pria bermarga Kim,”
“Kim Jong Woon-sshi?”
“Mungkin eonnie. Aku akan pergi
sebentar menemui dokter. Permisi”pamitnya kemudian lalu meninggalkan ruangan.
“Geurae”jawabku.
Lalu aku ingat. Kejadian kemarin
malam di Namsan Tower. Yak! Aku merasa pusing sekali saat itu. Dan mungkin Jong
Woon telah membawaku kemari. Tapi dimana dia sekarang? Aissh tega sekali
membiarkanku sendiri.
“ckrrek..”terdengar suara derit
pintu. Seorang yeoja telah membawakan bunga dan seranjang buah-buahan. Dia Baek
Shin Hee. Salah satu sahabat terbaikku yang pernah aku temui. Dia juga sudah seperti
keluargaku sendiri.
“Hey nyonya Lee! Sudah bangun kau
rupanya. Pintar sekali caramu mengkhawatirkanku hahh?”ucapnya ketus. Tapi aku
tau kalau dia sedang bercanda.
“Mian nyonya Baek. Aku juga tidak
mengharapkan ini,”kataku nyengir kemudian.
“Gwaenchana. Sepi sekali. Kemana
namjachingumu yang sering kau ceritakan itu?”tanyanya kemudian sambil
melihat-lihat ke sekitar ruangan.
“Molla. Mungkin dia sedang
sibuk,”jawabku sambil mengangkat bahu. “Ajak aku jalan-jalan!”lanjutku
kemudian.
“Aniyo.. kondisimu belum
sepenuhnya meyakinkan,”tolak Shin Hee. Akupun kesal mendengar jawabannya yang
seperti itu. Aissh, aku bukan tahanan. Aku tidak bisa dikurung seperti ini.
“Wae? Memangnya aku kenapa? Aku
hanya kelelahan. Arasso?”balasku sengit.
“Tetap tidak bisa,”balasnya tak
kalah sengit. Shin Hee masih sibuk meletakkan dan menata keranjang buah dan
bunga pemberiannya itu. Entah kenapa dia membuat masalah sepele menjadi serumit
itu. Tinggal meletakkan apa susahnya sih? Aissh..
Dua hari kemudian. Aku sudah
merasa lebih baik. Aku tidak merasa kesepian. Karena Jong Woon dan Shin Hee
rutin mengunjungiku. Kadang aku merasa kasian pada mereka. Kalau aku tidak
seperti ini, mungkin mereka bisa meluangkan waktu kosongnya untuk beristirahat.
Tiba-tiba seorang dokter masuk kedalam ruanganku.
“Nyonya Lee, bisakah kita bicara
sebentar,”kata dokter itu.
“Ye? Geurae,”jawabku kemudian.
Aku masih bingung. Kenapa? Ada apa?
Setelah sampai di ruangan dokter
bermarga Choi itu. Aku dipersilahkan duduk. Lalu Dokter Choi itu juga duduk
dihadapanku. Dipisahkan oleh sebuah meja yang penuh dengan tumpukan-tumpukan
dokumen. Mungkin itu dokumen hasil pemeriksaan.
“Begini Nyonya Lee. Apakah kau
sudah sering mengalami pusing yang tidak tertahankan seperti itu?”tanya Dokter
Choi. Lalu dia memakai kacamatanya dan mengambil sebuah arsip dokumen. Dan
mengambil satu lembar kertas.
“Dua tahun terakhir dokter.
Kukira itu hanya pusing biasa. Jadi aku hanya memberinya obat dan setelah
beberapa jam pusing itu akan hilang. Wae?”tanyaku kemudian setelah aku
mengemukakan apa yang kurasakan.
“Kenapa aku tidak pernah melihat
keluargamu datang? Mereka berdua hanya temanmu kan?”tanyanya. Dokter itu belum
menjawab pertanyaanku.
“Ye. Anda betul Dokter
Choi,”balasku pendek. “Keluargaku tidak tinggal disini. 3 tahun yang lalu
mereka pindah ke Amerika. Appaku punya bisnis disana,”lanjutku panjang.
“Oh begitu. Baiklah, aku akan
mengatakan ini padamu saja. Tapi kuharap kau jangan terlalu bersedih. Kau bisa
luangkan waktumu yang tersisa untuk bersenang-senang,”kata dokter itu. Mwo?
Sisa waktuku? Apa yang terjadi padaku?
“Mwoya dokter? Sisa waktuku?”tanyaku
kaget.
“Mianhe,kenyataanya ini yang
kutemukan. Ada kanker diotakmu. Dan itu sudah stadium tiga,”kata dokter itu
bersedih. Dengan raut muka penuh penyesalan.
“MWOYA? Apakah itu benar?”. Aku
sudah tidak dapat lagi membendung butiran air mataku yang kini mengalir begitu
derasnya. “Appa.. Eomma..”. aku menyebut nama kedua orang tuaku yang amat
kusayangi itu. “Jong Woon sshi.. Baek Shin Hee..”. lagi-lagi aku menyebut dua
nama orang yang bukan keluargaku tapi amat sangat kusayangi itu. Diruangan
Dokter Choi aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa bisa seperti ini? Waee?
“Sabarlah anak muda. Gunakan
waktumu sebaik baiknya”kata Dokter Choi sambil menepuk-nepuk pundakku.
“Gamsahamnida dokter. Telah
memberitahuku”kataku tersenyum walau aku masih menangis.
Bulan depan aku akan wisuda..
-1 bulan kemudian-
“Selamat Lee Eun Ki agasshi. Kau
salah satu lulusan terbaik,”kata Baek Shin Hee memberiku selamat.
“Gamsahamnida. Ini berkat kau
juga. Kau selalu memberiku semangat,”kataku tersenyum pada yeoja yang menjadi
sahabat kesayanganku ini. Walaupun dia sahabat yang paling dekat denganku. Tapi
aku tidak memberitahunya tentang penyakitku ini. Aku tidak mau dia sedih
bersamaku. Cukup akuu..
Jong Woon pov
“Drrtt..ddrrt”hapeku bergetar.
Ya! Sebuah pesan dari Lee Eun Ki. “Chagiya,
aku menunggumu ditaman dekat sekolahku. Tidakkah kau ingin memberi selamat
hah?”. Aku ingat hari ini adalah hari wisudanya. Tapi untuk beberapa jam
ini aku lupa. Hehe, mian chagiya. Batinku.
Segera aku melajukan mobilku
menuju taman yang dimaksud. Jika aku terlambat, bisa-bisa yeoja tersayangku itu
mengomel seharian. Sesampainya ditaman. Aku mencari disekitar. Terlihat seorang
yeoja duduk sambil mendengarkan ipod-nya.
“Sudah lama?”tanyaku lalu duduk
disebelahnya.
“Jika aku menjawab iya, apakah
kau akan mengubah kebiasaanmu itu untuk tidak telat lagi hahh?”balasnya dingin.
“Yak! Ini sudah secepat yang aku
bisa,”jawabku membela diri.
“Gwaenchana. Aku sudah terbiasa
dengan sikapmu,”
“Ne J daebak atas keberhasilanmu.
Kau salah satu lulusan tertinggi,”ucapku memberi selamat. Sebenarnya aku juga
ingin mencairkan situasi tegang ini.
“Gomawo. Itu juga karena
bantuanmu,”
“Ye, cheonma. Apakah kau tidak
ingin minum? Cuaca dingin sekali. Ikut aku. Aku ingin menghangatkan
tubuh”ajakku kemudian.
“Kemana?”tanyanya. “Handel
Gretel. Sudah lama aku tidak mengunjunginya,”
-Sesampainya di Handel Gretel-
“Hyung!”sapa adik semata wayangku
itu. Yeah Kim Jong Jin.
“Kenapa kau ini? Seperti tidak
berjumpa setahun saja,”balasku dingin.
“Aigoo. Kau berubah sekali. Ya!
Lee Eun Ki. Selamat datang. Lama tidak berjumpa”sapa Jong Jin pada Eun Ki saat
dia melihat Eun Ki dibelakangku.
“Ne J gamsahamnida. Kau bertambah
tampan,”goda Eun Ki pada adikku itu.
“Aissh. Sayang kau baru
menyadarinya,”kata Jong Jin semakin bertambah pede. Kedua orang itupun tertawa.
Aku bingung. Apa yang ditertawakan.
Moment itu. Mungkin moment
terakhir aku bisa tertawa lepas bersama Eun Ki. Hingga keesokan hari..
“Sebenarnya aku tidak benar-benar mencintaimu”.. Degg!
Aku tidak salah dengar. Yak! Tidak. Kenapa Eun Ki begitu tega berkata seperti
itu..-TBC-
Gimanagimana? ngebosenin?
0 komentar:
Posting Komentar